BPI : Galang Dana Perjuangan, Prabowo Ajak Publik Gotong Royong Membangun Bangsa -->
Cari Berita

BPI : Galang Dana Perjuangan, Prabowo Ajak Publik Gotong Royong Membangun Bangsa

Bugiswarta.com, Jakarta  – Program Galang Dana Perjuangan yang dibuat oleh Prabowo Subianto Ketua Umum Gerindra mendapat berbagai tanggapan baik secara positifi dan negatif khususnya dari para politisi dan pendukung Pemerintahan Jokowi.

Pasalnya, dana perjuangan tersebut seolah tidak bisa dipertanggung jawabkan secara professional dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai pancingan agar ada para donator besar akan ikut mendanai program tersebut. Menurut Pengamat Politik Bimata Politica Indonesia (BPI)

“Kita bisa menilai bahwa sebenarnya kritikan tersebut salah sasaran, karena manuver politik yang dilakukan oleh Prabowo Subianto selain untuk penyadaran akan pentingnya partisipasi publik dalam politik, Prabowo Subianto pun sedang menghitung kekuatan rakyat yang akan mendukungnya dalam Pilpres 2019, karena Pilpres 2019 melawan pertahana akan sangat berat daripada saat Pilpres 2014 yang lalu”, tutur Panji Jakarta, 23 Juni 2018

Panji mengatakan, Prabowo Subianto tidak bisa didikte dalam melakukan maneuver politik baik sebagai tokoh bangsa, Calon Presiden dan sebagai King maker yang sudah terbukti di berbagai Pilkada seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Jadi kritikan terhadap Prabowo Subianto sangat kabur dari substansi, bahkan jika kita membandingkan dengan warga Malaysia yang berbondong-bondong melakukan donasi untuk membayar hutang negara  bukan tidak mungkin Prabowo bertujuan agar masyarakat sadar agar berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk negaranya melalui program tersebut.

“Sebagai sosok nasionalis Prabowo bisa dibilang sangat wajar menularkan dan mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk membangun rasa nasionalisme dengan cara bergotong royong  berpartisipasi dalam Galang Dana Perjuangan membangun bangsa, untuk menetralisir demokrasi Indonesia yang sudah terjebak dalam permainan para elit hitam dengan modal sangat besar melakukan praktik money politik, melahirkan calon-calon boneka yang bisa dikendalikan para pemodal besar”, tutup Panji.