Presiden RI Joko Widodo Bersama Ketua PDI-P Megawati /Foto internet |
“Hal ini peringatan bagi Jokowi sekaligus evaluasi kinerja terhadap pemerintah yang saat ini, memasuki tahun politik dengan prestasi yang tidak terlalu dibanggakan, secara politik akan sulit untuk berpeluang menang di konstelasi Pemilihan Presiden pada 2019 yang akan datang”, tutur Panji Jakarta, 1 Maret 2018.
Panji mengatakan, peringatan dari publik kepada Jokowi ini bukan tanpa alasan. Peratama, kenaikan ekonomi yang ditarget diatas angaka 5% selama meimpin Jokowi tidak pernah tercapai. Kedua, pendapat pajak hingga membuat terobosan kebijakan tax amnesty pun target tidak tercapai. Ketiga, soal impor Jokowi belum menepati janjinya karena faktanya, impor pangan semakin merajalela. Keempat. Keleluasan bangsa asing yang ada di Indonesia, seperti warga negara asing diperbolehkan mempunyai rumah tinggal melalui perpres, asset perbankan RI sebesar 33,50% masih dikuasai asing, dan maraknya tenaga kerja asing. Kelima, menolak hutang luar negeri namun faktanya Jokowi berhutang ke luar negeri untuk pembiayaan infrastruktur.
“Sedikitnya lima alasan yang membuat masyarakat ingin Jokowi intropeksi, apakah Jokowi masih sanggup untuk menjadi Presiden dua periode jika janji periode pertama saja belum terpenuhi?. Jelas pula kritik dari masyarakat ini semestinya menjadikan vitamin bagi Jokowi diwaktu yang tersisa selama menjabat sebagai Presiden agar segera mewujudkan janji periode sekarang, agar timbul kepercayaan dan keyakinan publik jika Jokowi mampu melanjutkan kepemimpinanya”, tutup Panji.
Usman