Soal Jenazah di Pulau Sembilan, Ini Tanggapan Kesra -->
Cari Berita

Soal Jenazah di Pulau Sembilan, Ini Tanggapan Kesra


BUGISWARTA.com, Sinjai -- Tidak tersedianya sarana angkutan jenazah bagi warga Kecamatan Pulau Sembilan menjadi satu permasalahan yang dirasakan, apalagi biaya untuk sewa perahu terbilang tinggi yakni dikisaran jutaan rupiah menjadi beban yang dirasakan masyarakat.

Hal ini dialami sendiri oleh salah seorang warga Zainuddin yang kesehariannya hanya berpenghasilan Rp. 30.000-50.000 sebagai nelayan pinggiran oulau dipaksa merogoh kocek sebesar Rp. 2.000.000 guna memulangkan Jenazah putrinya dikediamannya di Pulau Sembilan. Rabu, 7 Juni 2017.

Menanggapi hal itu Pemkab Sinjai melalui Kepala bagian Kesejahtraan Rakyat (Kesra) saat ditemui awak media mengaku ada biaya yang telah dianggarkan untuk menggantikan transport bagi warga miskin yang akan membawa jenazah keluarganya ke Pulau Sembilan.

"Ada kita sediakan, jadi jika ada yang begitu maka laporkan saja kepada kami dan akan diganti biaya transportnya dengan beberapa persyaratan administrasi tentunya," kata Andi Yusran Maddolangeng.

Menanggapi masalah pengadaan perahu jenazah, Yusran melanjutkan, kata dia, jika memang hal itu pernah diusulkan namun beberapa pertimbangan sehingga pimpinan kemudian tidak merealisasikannya.

"Pernah kita usulkan namun tidak terealisasi, sejak program ini berjalan baru ada satu warga yang pernah memasukkan pada Januari lalu namun sampai saat ini belum kita cairkan," Yusran menerangkan.

Terpisah, Ketua Anak Muda Indonesia (AMI) Sinjai Marjuli berharap Pemkab Sinjai untuk menganggarkan pengadaan speed jenazah bagi warga yang berdomisili di Pulau Sembilan, menurutnya hal ini penting dikarenakan saat ini 8 kecamatan di Sinjai telah mempunyai ambulans jenazah tersendiri.

"Kita harap dengan adanya kejadian ini Pemkab Sinjai peka serta memperhatikan apa kebutuhan warga di sana," pungkasnya.

Sebelumnya Salah satu warga Nelayan Kecamatan Pulau sembilan yang bermukim di Desa Harapan Sinjai Zainuddin (50), seakan tak percaya ketika Anak semata wayang perempuannya Fitri (25) terkulai tak bernafas yang sengaja dibaringkan di Palka kapal berukuran kecil, warga kabupaten Sinjai yang tergolong miskin ini, diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Fitri meninggal dunia di RSUD Sinjai setelah mendapatkan pengobatan akibat penyakit Gula yang dideritanya, dia dirujuk ke RSUD Sinjai pada Senin, (4/6) dari Puskesmas Pulau Sembilan dan pada saat pemulangan Jenazah mengunakan Perahu sewaan yang berukuran kecil.

BURHAN/MULIANA AMRI