Samsu Niang Kenang Perjalanan Hidup dari Menjual Gorengan Hingga Jadi Anggota DPR RI -->
Cari Berita

Samsu Niang Kenang Perjalanan Hidup dari Menjual Gorengan Hingga Jadi Anggota DPR RI


BUGISWARTA.com, Soppeng -- Politisi fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Samsu Niang yang sering disapa Ancu, siapa sangka semasa kecilnya ia pernah menjalani kehidupan yang begitu miris. Fengan perjuangan yang terasa cukup berat ia jalani untuk bisa menjadi orang besar seperti sekarang di parlemen.

Samsu Niang saat ditemui di rumahnya di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Rabu 31 Mei 2017 pada acara lomba qasidah dan shalawat badar meceritakan kepada BUGISWARTA.com, semasa masih duduk di bangku Sekolah Dasar, ia harus membantu orang tuanya untuk mencari nafkah dan kebutuhan sehari -harinya, karena kedua orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Ancu kemudian berinisiatif untuk menjual jalan kote, es lilin dan kue tarajju sebelum berangkat ke sekolah selama menduduki bangku SD. 

Jalan kote yang sering dibawa keliling untuk dijual, disitulah dia mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya hingga dapat membantu biaya sekolahnya hingga tamat. 

Singkat cerita, setelah tamat Sekolah Menegah Pertama (SMP), Samsu Niang hijrah ke Makassar dan tinggal bersama dua kakaknya yang mempunyai usaha menjahit.

Orang tua Samsu Niang sempat tak mampu membiayai sekolahnya. Ia menuturkan,  saat itu naik kelas 2, saya pulang dengan menangis karena tidak naik kelas. Saya tidak bisa bayar SPP. Untung, saat itu ada keluarga yang seorang pegawai melihat saya dan Alhamdulillah, ia terketuk hatinya untuk membantu supaya saya bisa membayar SPP hingga saya bisa naik kelas,” kenangnya.

Lanjut Samsu Niang, kata dia, saat itu juga saya berjanji kepada diri sendiri, jika suatu saat menjadi orang besar, saya akan membangun sekolah untuk orang-orang miskin.

Maka dari motivasi itulah anggota DPR RI Samsu Niang mendirikian sekolah dari tingkat SD, SLB, dan SMP. Orang yang bersekolah ditempat tersebut tidak dikenakan biaya dan semuanya gratis. "Karena saya tahu, mereka yang bersekolah di sini adalah orang-orang yang tidak mampu,” ujar Samsu Niang.

MANSUR/MULIANA AMRI