Wahai Para Pemuda Pelopor Perjuangan, Bangkitlah! -->
Cari Berita

Wahai Para Pemuda Pelopor Perjuangan, Bangkitlah!


Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan telah menjadikan pemuda di masanya sebagai pelopor. Merekalah yang selalu berada pada garis depan dalam setiap misi dan aksi untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan dan penindasan. Sebut saja misalnya, Pergerakan Budi Utomo pada tahun 1908, Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dan para pemuda pejuang menjelang lahirnya Proklamasi 17 Agustus 1945 dibawah pimpinan Soekarno dan Hatta. 

Melalui ikrar Sumpah Pemuda; Berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, bertanah air satu yaitu tanah air Indonesia, dan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia, lahirlah semangat baru untuk bersama-sama berjuang menuju kemerdekaan Indonesia. Makna sumpah pemuda tersebut perlu kita hayati dan kita aktualisasikan kembali di saat-saat terjadinya ancaman disintegrasi bangsa kita saat ini.

Sebab, berbagai fenomena dapat kita saksikan akhir-akhir ini, betapa ancaman itu semakin nyata dengan merebaknya kerusuhan demi kerusuhan di berbagai tempat dan wilayah tanah air kita. Keutuhan bangsa sebagaimana ditekadkan oleh pemuda negeri ini di masa silam, kini mulai tercabik-cabik oleh ulah tangan-tangan usil yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya ingin menangguk di air yang keruh dan mencuri kesempatan didalam kesempitan dan bergaya hidup mumpuni.

Karena itu kita perlu mewaspadai orang yang berperilaku seperti ini, karena mereka dapat menyamar dengan berbagai bentuk dan menggunakan topeng-topeng demokratis, humanis, reformis, moralis bahkan agamis.

Yang sangat memprihatinkan kita juga adalah, betapa mudahnya orang diprovokasi dengan menngatasnamakan agama, HAM, kebebasan, demokrasi dan sebagainya, sehingga mengorbankan harta dan nyawa yang tidak sedikit. Sementara yang namanya provokator itu tetap saja bagaikan siluman atau tokoh misterius yang tidak pernah terlihat wujud nyatanya selain hanya bekas tangannya yang biadab  itu.

Dalam kondisi seperti inilah eksistensi pemuda kembali dipertanyakan. Untuk itu, kita menghimbau: Wahai pemuda-pemuda yang terlibat di dalam partai-partai politik, jadilah Anda pemersatu bangsa dan umat. Wahai pemuda-pemuda yang duduk diparlemen, jadilah Anda pelopor pejuang nasib bangsa yang sudah lama terzalimi oleh sebuah sistem tirani masa lalu. Wahai pemuda-pemuda  yang berada di kampus-kampus, bangkitlah dengan argumen-argumen ilmiahmu untuk melawan berbagai bentuk kezaliman dan jangan mau ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu. Wahai pemuda-pemuda yang duduk dibangku-bangku sekolah, belajarlah dengan tekun tanpa harus diwarnai dengan praktek “tawuran”. Karena tawuran tidak hanya akan merugikan masa depan Anda dan mendebarkan jantung orangtuamu, tetapi juga mengganggu ketenteraman masyarakat. Marilah kita ambil semangat para pemuda Ashabul Kahfi  sebagai landasan moral dan spiritual hidup yang universal, dan semangat Sumpah Pemuda sebagai landasan dalam  hidup berbangsa dan bernegara.

MULIANA AMRI