Tabir Gelap Kehidupan -->
Cari Berita

Tabir Gelap Kehidupan


Rauf AR

Proses perenungan menghantarkan diri pada titik nol, mengosongkan segalanya dan tak memberi ruang serta cela sedikit pun untuk masuk demi menjaga kemurnian pikir dan kesucian diri. 

Berpijak pada bumi dengan menundukkan kepala sebagai tanda kerendahan hati pada Sang Pemilik dan berharap diberikan kekuatan agar tetap berjalan di atas jalan-Nya. Tiada lain yang kuharap selain kesucian dan bertindak atas dasar nilai, tiada yang ku cari selain mencari dimana sesungguhnya kebenaran yang diagungkan oleh sebagian orang.

Semua bergegas dan berkoar atas nama kebenaran, kelompok suci pun berteriak atas nama yang benar akan tetapi satu kelompok menolak pembenaran yang diteriakkan olehnya. Lantas mana yang benar sesungguhnya? Akhirnya yang terjadi sesama penyanjung dan penjunjung hanya bisa saling bertikai.

Yang terpelihara hanya paham-paham sesat, yang dijunjung pembelaan atas nilai material demi kepuasan biologis, hanya persoalan sesuap rela menggadai diri, bertaruh atas nama Tuhan yang sesat sehingga hanya kekonyolanlah yang tampak.

Maraknya budaya sesat bermula dari lemahnya prinsip, serta kurangnya kepekaan diri untuk menepisnya, selain itu jiwa-jiwa sangat jauh dari unsur yang mutlak pada akhirnya manusia mengalami kekeringan. Mengungkap hal sesat selalu berhadapan dengan kekuatan besar dan benteng kuat hingga akhirnya manusia yang berjuang melawan itu goyah lalu masuk dan berdamai. 

Energi kuat harus selalu bersama, kekuatan iman harus seiring yang terpenting keseimbangan rasio, rasa tetap harus sejajar. Melawan segala arus materi masih dapat dihadang, namun arus yang tak tampak lebih bahaya dan sangat ganas sebab melebih arus materi. 

Dahsyatnya kekuatan ini meruntuhkan segala sendi sehingga segala yang ada hingga akhirnya kita tak mampu lagi berbuat, hanya dapat menyaksikan dan mengikutinya.