Yayuk Astuti : Kekuatan Perjuangan dan Sejarah R.A. Kartini -->
Cari Berita

Yayuk Astuti : Kekuatan Perjuangan dan Sejarah R.A. Kartini

Yayuk Astuti sekbid Immawati DPD IMM Sul-Sel

BUGISWARTA.com, Makassar---Kekuatan sejarah dan kekuatan perjuangan, tentang banyaknya hari yang diperinganti di setiap tahunnya, dulu, kita hanya sekadar tahu tentang hari-hari besar agama yang dibubuhi kode Merah di kalender Masehi kita.

Namun seiring berkembangnyanya Teknologi yang memudahkan mengakses informasi mulai dari Hari besar keagamaan, hari bertajuk nasional maupun internasional sudah menjadi informasi faktual untuk di jadikan bahan refleksi internal maupun eksternal.

Sama halnya dengan 21 April di peringati sebagai Hari Kartini. Siapa yang tidak kenal R.A. Kartini. Dari Taman Kanak-kanak kita telah dikenalkan dengan sosok Pahlawan yang ikut memberikan kontribusi terhadap Kemerdekaan melalui gerakan emansipasi wanita.

Jauh sebelum emansipasi wanita yang di cipta Kartini, sebagai umat Islam, kita menyakini bahwa Nabi Muhammad saw. juga pejuang emansipasi yang mengangangkat derajat manusia dari lembah kehinaan menuju puncak penghargaan.

Diskala regional Jawa, Ayah Kartini secara tersirat juga telah menjalankan emansipasi wanita dengan menyekolahkan Kartini dan mengizinkannya mendidik di sekolah betawi pada waktu itu.

"Sederhana sekali perjuangan Kartini jika kita teropong dan bandingkan pada gerakan-gerakan perempuan hari, namun akal dan hati kita tidak akan bisa menafikkan, bahwa perjuangannya di dunia pendidikan meski hanya di kampung membuat perempuan pada hari ini tidak hanya terkungkung pada adat istiadat tentang deskriminasi perempuan dan pengkotakkan potensi yang di suruh hanya kreatif di rumah saja,"kata Yayu

Dia Melanjutkan, Pejuang Kartini tidak bisa di kesampingkan perjuangannya, karena untuk menbuat sebuah bangunan semegah apapun, kuatnya akan bergantung pada pondasinya.

Majunya perempuan hari ini, tidak terlepas dari Perjuangan Kartini yang umur hidup 25 tahun kala itu. Benar, bahwa Kartini adalah Pejuang Muda. Bangsa ini membutuhkan Kartini-Kartini baru, bangsa ini butuh perempuan2 yang cakap, cerdas, dan tuntas kerjanya.

"Bangsa ini butuh perempuan yang tidak hanya bisa berkata 'iya', yang hanya mengandalkan sisi kelembutan tanpa mau berdialog dengan akalnya Bangsa   ini juga butuh perempuan yang tidak mengesampingkan kehidupan Agamanya karena itu juga modal yang mempengaruhi tingkat intelejensi dan kualitas perempuan hari ini,"lanjutnya

SYAHRUDDIN/USMAN AL KHAIR