MAKASSAR, Bugiswarta.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Takalar periode 2017 – 2022 Syamsari Kitta – H.Dede memastikan akan meraih suara penuh di Galesong (Galesong Utara, Galesong Kota dan Galesong Selatan) yang jumlahnya mencapai 74.272 wajib pilih dari 207.356 wajib pilih di Takalar.Maklum Syamsari Kitta kekuatan basis massa terbesarnya hanya di Galesong khususnya di Galesong Utara (27.155) wajib pilih dan Galesong Selatan (18.512 ) wajib pilih dan separuh suara di Gelesong Kota dengan jumlah wajib pilih sebanyak 28.605 suara.
Sayangnya, sekalipun Syamsari menguasai suara mayoritas di Galesong, peluang menangnya masih berat. Kecuali kalau Syamsari dan pasangannya H.Dede bisa mencuri suara di basis massa Bur-HN di Polongbangkeng (Utara dan Selatan), Pattalassang, Mangabombang dan Sanrobone yang secara keseluruhan mencapai 133.084 wajib pilih.
Sekalipun Syamsari dipastikan mayoritas pendukungnya ada di Galesong, tetapi beberapa orang Galesong yang ditemui, diantaranya Muh. Fahri, tidak terlalu yakin Syamsari bisa menguasai suara di Galesong.
"Selama ini Syamsari hanya menang di Galesong Utara dan Selatan tetapi di Galesong Kota masih bisa berimbang dengan BUR-HN. Itupun di Galesong Selatan dan Galesong Utara saat ini belum bisa dijamin kalau Syamsari bisa menang,"tandas Fahri putra galesong yang sehari-harinya beraktivitas di Makassar.
Fahri juga menambahkan, mengapa pasangan Bur-HN masih dianggap pasangan yang terberat saat ini, terutama ketika orang galesong menilai, karena pembangunan di wilayah Galesong saat ini cukup berkembang, dibandingkan dengan pemerintahan sebelum-sebelumnya.
"Kalau begitu perhatian Burhanuddin selama pemerintahannya di Galesong cukup besar. Tentu ini juga akan menjadi pertimbangan sebagian besar orang Galesong di pilkada Takalar 2017 tahun depan,"ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Abdul Manan Dg Nyalla, tidak terlalu yakin kalau Syamsari bisa menang mutlak di Galesong. "Kalau hanya untuk menang di Galesong, ya mungkin, tetapi untuk menang mutlak juga masih berat,"tandasnya.
Laporan Nasrullah
Editor Usman Al-Khair