Melirik Riwayat Bola Soba "Ikon" Bone -->
Cari Berita

Melirik Riwayat Bola Soba "Ikon" Bone

Kondisi Bola Soba tanpak dari luar pekarangan
WATAMPONE, Bugiswarta--Bola Soba merupakan salah satu ikon Kabupaten Bone, rumah peninggalan sejarah Kerajaan Bone sudah berusia ratusan tahun itu merupakan rumah panggung yang terletak di jalan di Latenritatta Kelurahan Masumpu Kecamatan Taneteriattang Kabupaten Bone.

Bola Soba  atau dapat diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai Rumah Sahabat merupakan peninggalan sejarah Raja Bone yang ke-31 Lapawawoi Karaengsigeri pada saat ia masih menjadi panglima perang dibawa kepemimpinan We Fatima Banrigau Raja Bone ke-30.

Sebelumnya Bola Soba bernama  Saoraja Petta Ponggawae (Rumah panglima perang)  yang berdiri kokok dengan tiang kurang lebih 90 yang bermatarial kayu hitam.

Bola Soba  yang berdiri di atas lahan seluas hampir 1/2 hektar tersebut,dengan panjang 39,45 meter terdiri dari empat bagian utama, yakni lego-lego (teras) sepanjang 5,60 meter, rumah induk (21 meter), lari-larian/selasar penghubung rumah induk dengan bagian belakang (8,55 meter) serta bagian belakang yang diperuntukkan sebagai ruang dapur (4,30 meter). Dindingnya dilengkapi dengan ukiran pola daun dan kembang sebagai ciri khas kesenian Islam dan banji (model swastika) yang diperkenalkan oleh orang Tionghoa.

Dari luar tampak hanya sekadar bangunan rumah panggung tradisional ala masyarakat Bugis. Hanya ada papan nama di depan bangunan serta gapura yang mempertegas identitas bangunan tersebut.


Di bagian dalam ruangan terdapat ‘bangkai’ meriam tua, potret Arung Pallakka, silsilah raja-raja Bone, serta beberapa benda-benda tertentu yang sengaja disimpan pengunjung sebagai bentuk melepas nazar.

Menurut  Abdul muin pabentengi atau sering dikenal sebagai mami pitri mengatakan “Bola Soba dibangun oleh  La Pawawoi Karaeng Sigeri sebagai panglima perang dibawa kepemimpinan raja Bone ke-30 we Fatimah Banrigau sekitar tahun 1890. Awalnya, diperuntujkan untuk kediaman panglima perang pada saat itu" ungkap mami fitri

Mami fitri melanjutkan "setelah lapawawoi karaeng sigeri menjadi raja Bone yang ke-31 bola soba  ditempati oleh putrax  Baso Pagilingi Abdul Hamid yang kemudian diangkat menjadi Petta Ponggawae (Panglima perang) Kerajaan Bone" lanjutnya

Seiring dengan ekspansi Belanda yang bermaksud menguasai Nusantara, termasuk Kerajaan Bone pada masa itu, maka Saoraja Petta Ponggawae ini pun jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai markas tentara. Tahun 1912, difungsikan sebagai mes atau penginapan untuk menjamu tamu
Belanda. “Dari sinilah penamaan Bola Soba’ yang berarti rumah persahabatan,” kata mami fitri

Bola Soba setidaknya telah mengalami tiga kali pemindahan lokasi. Lokasi aslinya, terletak di Jln Petta Ponggawae yang saat ini menjadi lokasi rumah jabatan bupati. Selanjutnya, dipindahkan ke Jln Veteran dan terakhir di Jln Latenritatta sejak tahun 1978, yang peresmiannya dilakukan pada 14 April 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat itu, Prof Dr Daoed Joesoef.

Bola soba kini menjadi tempat latihan sanggar  kesenian yang ada di kabupaten bone selain itu  Bola Soba yang juga menjadi objek wisata sejarah ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, tak hanya dari Kabupaten
Bone, bahkan juga dari Jawa, Balikpapan, Kalimantan Timur, Malaysia hingga warga Jerman. Ungkapnya

Laporan : Syahruddin
Editor : La R